Di dalam kehidupan seorang Muslim, menerima ketentuan Allah merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Ketentuan Allah mencakup segala hal yang telah ditetapkan-Nya, baik yang bersifat positif maupun negatif, dengan tujuan untuk mengarahkan hamba-Nya pada jalan yang benar. Dalam konteks ini, ada tiga hal yang tidak boleh ditolak oleh seorang Muslim ketika menghadapi ketentuan Allah. Hal-hal ini bukan hanya sekadar teori, tetapi juga merupakan bagian integral dari iman dan praktik sehari-hari yang memperkuat hubungan seorang hamba dengan Sang Pencipta.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih dalam tentang “3 Hal yang Tidak Boleh Ditolak dalam Islam: Menerima Ketentuan Allah”. Mari kita telaah ketiga hal ini untuk memahami betapa pentingnya sikap menerima ketentuan Allah dalam kehidupan kita.
- Menerima Takdir (Qada dan Qadar)
- Menerima Perintah dan Larangan Allah
- Menerima Kehidupan dan Kematian Sebagai Takdir Allah
Menerima takdir Allah merupakan hal pertama yang tidak boleh ditolak. Dalam ajaran Islam, setiap kejadian yang dialami oleh makhluk hidup sudah ditentukan oleh Allah, yang dikenal sebagai Qada dan Qadar. Ini mencakup segala sesuatu, mulai dari kehidupan hingga kematian, serta semua peristiwa yang terjadi dalam antara keduanya. Muslim diajarkan untuk percaya bahwa semuanya terjadi dengan izin Allah dan merupakan bagian dari rahmat serta hikmah-Nya.
Dalam menerima takdir ini, seorang Muslim perlu menjalani hidupnya dengan penuh kesyukuran, meski kadang harus menghadapi ujian atau musibah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Oleh karena itu, sikap menerima takdir bukan berarti pasrah tanpa berusaha, tetapi lebih kepada keberanian untuk menghadapi setiap tantangan yang ada dengan penuh iman bahwa setiap kejadian telah ditentukan untuk kebaikan kita, meskipun mungkin kita tidak segera memahami hikmahnya.
Hal kedua yang tidak boleh ditolak adalah menerima perintah dan larangan Allah. Sebagai seorang Muslim, kita wajib menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang. Hal ini tidak hanya mengacu pada ibadah wajib, seperti shalat, puasa, dan zakat, tetapi juga mencakup aturan-aturan moral dan etika yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.
Menerima perintah dan larangan Allah adalah bentuk pengakuan kita terhadap kekuasaan-Nya sebagai Pencipta. Ada kalanya kita mungkin merasa berat untuk menjalankan perintah tertentu atau menjauhi larangan, tetapi keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita harus menjadi pendorong. Dalam Al-Qur’an, Allah berjanji bahwa jika kita taat kepada-Nya, maka Dia akan memberikan kemudahan dan keberkahan dalam hidup.
Hal ketiga yang tidak boleh ditolak dalam Islam adalah menerima kehidupan dan kematian sebagai bagian dari takdir Allah. Kehidupan di dunia ini bersifat sementara, dan kematian adalah sesuatu yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk. Menerima kematian dengan lapang dada adalah salah satu wujud keimanan yang tinggi. Banyak orang sulit untuk menerima kematian; ketidakpastian serta rasa kehilangan dapat menimbulkan berbagai emosi negatif.
Namun, sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk mengingat bahwa kematian adalah fase transisi menuju kehidupan yang kekal di akhirat. Sikap menerima ini memungkinkan kita untuk lebih menghargai waktu yang kita miliki, berusaha untuk menjalankan hidup dengan sebaik-baiknya, dan mempersiapkan diri untuk akhirat yang lebih baik. Dalam kontemplasi tentang kematian, kita diingatkan untuk tidak menyia-nyiakan hidup hanya untuk perkara-perkara duniawi, tetapi untuk mempersiapkan bekal yang akan dibawa ke alam baka.
Sikap menerima ketentuan Allah adalah kunci untuk mencapai kedamaian jiwa dan kebahagiaan sejati dalam hidup. Dalam setiap aspek yang telah dibahas, kita dapat melihat bahwa menerima bukan hanya sebuah tindakan pasif, tetapi sebuah komitmen aktif untuk meyakini dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah bagian dari rencana dan rahmat Allah. Dalam menjalani hidup, seyogyanya kita terus mengingat ketiga hal ini sehingga setiap tantangan, perintah, dan bahkan kematian mampu kita hadapi dengan penuh keikhlasan.
Dengan demikian, mari kita berusaha untuk menginternalisasi ketiga hal yang tidak boleh ditolak ini dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita selalu diberi kemudahan dalam menerima ketentuan Allah, dan selalu mampu mengarahkan hati kita kepada-Nya dalam setiap langkah yang kita ambil. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman, harapan kita adalah agar penerimaan kita terhadap ketentuan Allah semakin kuat, sehingga kehidupan ini menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.